LOMBOK BARAT,Wartabumigora - Permasalahan keamanan pangan saat ini masih sering terjadi di masyarakat Lombok Barat (Lobar) antara lain masih ditemukan pangan yang mengandung bahan berbahaya seperti Formalin, Boraks, Rhodamin B, dan Methanyl Yellow, terjadinya kasus keracunan pangan akibat cemaran mikroba, pengunaan bahan tambahan pangan yang melebihi batas serta pangan kedaluarsa.
Pembinaan keamanan pangan perlu dilaksanakan mulai dari tingkat masyarakat sampai ke tingkat individu atau keluarga secara konsisten, sehingga pangan yang aman, bermutu dan bergizi menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Semua potensi risiko keamanan pangan yang mungkin terjadi di setiap rantai pangan, memerlukan upaya penanganan yang komprehensif dan terus menerus agar pangan tetap terjamin aman dan bermutu.
Hal itu disampaikan oleh Bupati Lobar melalui Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Lobar Rusditah, S.Sos saat membuka secara langsung kegiatan monitoring dan evaluasi Program Desa Pangan Aman, Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas dan Sekolah dengan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) Aman, (28/11/2023) di Hotel Jayakarta Batulayar Lombok Barat. Hadir pada acara tersebut Kepala Balai Besar POM Mataram Yosef Dwi Irwan, Kepala OPD terkait lingkup Pemprov NTB, Kepala OPD terkait lingkup Pemkab Lobar, Camat, Kepala Desa dan Kepala Sekolah yang menjadi lokasi intervensi keamanan pangan.
Pada kesempatan tersebut Rusditah menegaskan, Pemkab Lobar berkomitmen mensukseskan 3 Program Prioritas Nasional Keamanan Pangan yaitu Program Desa Pangan Aman, Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas dan Sekolah dengan PJAS Aman. Komitmen Pemkab. Lobar tersebut diimplementasikan melalui dukungan berbagai inovasi program pembangunan di bidang Pemerintahan Desa, industri dan perdagangan, kesehatan dan pendidikan. Pemkab Lobar juga mengapresiasi dan berterima kasih atas dukungan BBPOM Mataram dalam mengawal mutu dan keamanan pangan bagi masyarakat Lobar sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan. Termasuk melalui dukungan DAK Non Fisik Pengawasan Obat dan Makanan yang dikelola oleh Dinas Kesehatan. Piagam penghargaan dari Pemkab. Lobar tersebut diterima langsung Kepala Balai Besar POM Mataram Yosef Dwi Irwan.
“Kami berharap sinergisme antara Pemkab. Lobar dengan BBPOM Mataram tetap terjalin dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan obat dan makanan serta mampu memberi perlindungan kepada masyarakat Lobar”, ujarnya.
Rusditah menjelaskan, tahun ini BBPOM Mataram menetapkan Lobar sebagai wilayah yang diintervensi 3 Program Prioritas Nasional Keamanan Pangan, dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan praktek keamanan pangan pada komunitas masyarakat desa, pasar dan sekolah. Ketiga program tersebut sejalan dengan pelaksanaan Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), terutama dalam mendukung derajat kesehatan masyarakat, sekaligus sebagai upaya penanganan stunting, sehingga perlu sinergitas dan kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan untuk tetap mengawal keberlanjutan serta replikasi program ini di desa, pasar dan sekolah lainnya di Lobar.
“Monev ini diharapkan dapat memetakan permasalahan yang ada serta menetapkan strategi tindak lanjut solusi ke depannya”, ungkapnya.
Pada Lomba Desa Pangan Aman, Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas dan Sekolah dengan PJAS Aman tingkat nasional tahun ini, Pemkab. Lobar berharap akan ada perwakilan desa, sekolah dan pasar di Lobar yang menjadi nominasi bahkan dapat meraih juara.
Keamanan Pangan Diharapkan Menjadi Program Berkelanjutan di Daerah
Sementara itu dalam sambutannya, Kepala BBPOM Mataram Yosef Dwi Irwan mengungkapkan, pangan yang aman, bermutu dan bergizi menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut, Badan POM telah menginisiasi 3 Program Prioritas Nasional Keamanan Pangan yaitu, Program PJAS yang telah dimulai sejak tahun 2011, Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD) yang telah dimulai sejak tahun 2014 dan Pasar Aman bebas dari bahan berbahaya yang telah dimulai sejak tahun 2015.
“Intervensi keamanan pangan pada tiga program prioritas nasional tersebut bertujuan untuk menggugah komunitas sekolah, desa dan pasar agar dapat berdaya, berpartisipasi dan mandiri dalam pembinaan dan pengawasan keamanan pangan di komunitasnya masing-masing sehingga dapat mewujudkan kondisi masyarakat hidup sehat dan peningkatan ekonomi masyarakat”, ujarnya.
Kepala BBPOM yang belum lama bertugas di Mataram ini menerangkan, dari 128 desa yang ada di Lobar hingga tahun 2023 ini baru 48 desa atau 39.34% yang telah diintervensi dalam Program Desa Pangan Aman. Tim Keamanan Pangan Desa (TKPD) saat ini berjumlah 109 orang. Kader Keamanan Pangan Desa (KKPD) berjumlah sebanyak 173 orang. Sementara jumlah komunitas desa yang telah diberikan sosialisasi keamanan pangan berjumlah 410 orang yang telah terpapar keamanan pangan dan telah menerapkan keamanan pangan sehingga mampu melindungi diri dari pangan yang tidak memenuhi ketentuan.
Ditambahkannya, di sektor pendidikan dari 822 sekolah yang ada di Lobar yang tediri dari 461 Sekolah Dasar sederajat, 206 SMP sederajat dan 155 SMA sederajat, sebanyak 148 (18%) telah diintervensi, 17 sekolah telah mendapat Sertifikat PJAS Aman atau Piagam Bintang Keamanan Pangan Kantin Sekolah, dan telah terbentuk Kader Keamanan Pangan Sekolah sebanyak 34 orang. Sementara untuk Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas dari 23 pasar yang ada di Lobar, baru 3 (13%) pasar yang telah diintervensi.
Program-program ini diharapkan dapat terus berkelanjutan dan direplikasikan di desa, pasar dan sekolah lain di wilayah Lobar, sehingga memberikan kemanfaatan terkait pemberdayaan masyarakat dan komunitas di bidang keamanan pangan, meningkatkan akses keamanan pangan, meningkatkan ekonomi keluarga berbasis kearifan lokal serta mampu mengembangkan produk pangan unggulan daerah berbasis keamanan pangan.
0 Komentar