𝓦𝓪𝓻𝓽𝓪𝗕𝗨𝗠𝗜𝗚𝗢𝗥𝗔, 𝗟𝗢𝗠𝗕𝗢𝗞 𝗕𝗔𝗥𝗔𝗧 - Salah satu Penggiat Sosial Lobar, Samsul (Gchung) sangat mendukung upaya pemerintah untuk menertibkan warung tuak dan tempat karaoke ilegal di Jagaraga, kami menyatakan dukungan penuh terhadap langkah-langkah ini. Keberadaan tempat hiburan semacam itu seringkali menimbulkan gesekan dengan lingkungan sekitar, dan penertiban adalah langkah positif untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan masyarakat.
" Kita juga ingin menekankan pentingnya mengedepankan pendekatan yang humanis dalam penertiban tempat kontrakan atau kos-kosan yang diduga ilegal di wilayah Gerung. Kami memahami bahwa adaptasi terhadap perubahan zaman, ledakan populasi, dan perubahan lingkungan adalah suatu keharusan. Oleh karena itu, kami menyarankan agar pendekatan yang diambil tidak menimbulkan kejutan atau ketegangan dalam masyarakat," ungkapnya. Gechung sapaan akrab, Jumat (12/1/2024).
Terkait Pemasangan garis kuning sebagai larangan memasuki tempat yang didirikan oleh pemiliknya sendiri, dengan alasan dugaan prostitusi terselubung dan masalah masyarakat lainnya, merupakan contoh dari pendekatan yang bisa diambil tanpa harus merugikan pihak-pihak yang terlibat. Kami mengajak pihak terkait untuk mempertimbangkan solusi-solusi yang humanis, tidak hanya dari segi teknis perizinan, tetapi juga mengakomodasi perubahan sosial dan keberterimaan masyarakat terhadap perubahan.
Tindakan pemasangan garis larangan masuk ke dalam rumah sendiri oleh POLPP ini terlalu berlebihan, sebab dapat meresahkan pemilik yang juga adalah warga yang harus di ayomi.
Wilayah Gerung, yang sedang mengalami transformasi menuju status kota, membutuhkan pendekatan yang cermat dan inklusif untuk memastikan bahwa setiap langkah yang diambil sejalan dengan kepentingan masyarakat dan perkembangan zaman. Dalam mendukung penertiban dan perubahan.
" kita perlu membangun dialog terbuka dan mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan serta kesejahteraan masyarakat, tutupnya.
0 Komentar