𝓦𝓪𝓻𝓽𝓪𝗕𝗨𝗠𝗜𝗚𝗢𝗥𝗔.𝗜𝗗, 𝗠𝗔𝗧𝗔𝗥𝗔𝗠 - Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terus berupaya bertransformasi mewujudkan NTB Emas menuju Indonesia Emas tahun 2045, yang memiliki visi NTB Kepulauan yang Maju, Kuat, Aman, Berkelanjutan dan Sejahtera Masyarakatnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bappeda Provinsi NTB, Dr. Ir. H. Iswandi, M.Si dalam pemaparannya di Seminar Nasional yang bertajuk "Transformasi Pembangunan Nusa Tenggara Barat Menyongsong Indonesia Emas 2045" yang berlangsung di Hotel Lombok Raya, Selasa (28/05).
"Kita ingin menyempurnakan posisi NTB sebagai daerah agraris, lumbung pangan, lumbung ternak dan menjadi sentra pertumbuhan ekonomi yang berbasis kelautan atau yang dikenal sebagai ekonomi biru, oleh karena itu arah pembangunan NTB 20 tahun kedepan yaitu bagaimana NTB menjadi provinsi kepulauan yang maju, kuat, aman berkelanjutan dan sejahtera," jelasnya.
Maju, NTB menjadi daerah dengan pendapatan per kapita setara dengan provinsi yang tergolong maju. Kuat, NTB memiliki kuatlitas sumberdaya manusia yang kompetitif, unggul, andal dan taqwa. Aman berkelanjutan, NTB menjadi daerah yang memiliki ketangguhan menghadapi risiko bencana serta berketahanan iklim dan rendah karbon, yang mampu memanfaatkan struktur ruang dan pola ruang dengan tepat serta mengelola lingkungan hidup secara berkelanjutan.
Sejahtera, NTB menjadi daerah yang adil makmur, merata dan berkah (baldatun toyyibatun warobbun Ghofur) memiliki masyarakat dengan tingkat kemiskinan pengangguran dan ketimpangan rendah serta ketahanan pangan yang tinggi.
Sementara itu, Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., pH.D.Med.Sc mengungkapkan pendapatnya, untuk menjadikan NTB yang Maju, Kuat, Aman Berkelanjutan dan Sejahtera terdapat dua kunci untuk meraihnya, yaitu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan Kemampuan menguasai sains dan teknologi.
"Kita lihat negara maju, kedua kunci ini dikuasai, SDM yang tinggi diarahkan untuk menguasai sains dan teknologi maka ujungnya melahirkan inovasi," ujarnya.
Provinsi NTB memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang luas, namun apabila dalam proses pengelolaanya tidak baik, maka itu sebuah hal yang sia - sia. Hal tersebut bukan hanya terjadi di NTB tetapi disebagian Indonesia.
"SDA jika tidak dikelola, di negara besar salahs ati contoh Singapura yang tidak memiliki SDA yang besar tetapi mereka menguasai sains dan teknologi dalam tanda kutip memiliki kemampuan berbisnis dan berdagang juga, bagaima mereka memahami budaya culture global, sehingga mereka memahami jika berbisnis dengan luar," jelasnya.
Turut hadir Pj Gubernur NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si, Kepala Biro Perencanaan Anggaran dan Kerjasama Luar Negeri Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Ir. Edy Juharsyah, M.Tech dan Direktur Regional II, Mohammad Roudo, S.T., MPP. PhD.
0 Komentar