𝓦𝓪𝓻𝓽𝓪𝗕𝗨𝗠𝗜𝗚𝗢𝗥𝗔.𝗜𝗗|𝗟𝗢𝗠𝗕𝗢𝗞 𝗧𝗘𝗡𝗚𝗔𝗛-Pasangan Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Lombok Tengah Achmad Puaddi Fadhil Thohir dan Legewarman atau Puadd-Lege resmi menjadi pendaftar pertama ke KPU Lombok Tengah, Rabu (28/8/2024).
Pasangan Puadd-Lege didampingi langsung oleh mantan bupati Lombok Tengah dua periode sekaligus bakal calon wakil gubernur NTB Suhaili Fadil Thohir.
Berdasarkan pantauan, ribuan massa berkumpul di Lapangan Bundar Praya Lombok Tengah mengantar Puadd-Lege mendaftar ke KPU.
Dua sumber massa berasal yaitu dari Yatofa Bodak Lombok Tengah yang merupakan massa milik Achmad Puaddi dan dari Praya Timur yang merupakan massa milik Legewarman.
Tampak suasana kental religi dan budaya pada pasangan yang mengusung jargon "Ngabdi, Ngaule, bekerise ini".
Achmad Puaddi tampak menggunakan busana Muslim, sedangkan Legewarman menggunakan pakaian adat sasak dengan diiringi musik tradisional gendang beleq.
Ribuan massa Puadd-Lege melakukan long March ke KPU Lombok Tengah dengan lantunan sholawat dan lantunan musik gendang beleq.
Achmad Puaddi mengatakan, pihaknya sedari awal sudah siap dengan segala kemungkinan yang terjadi, baik itu head to head maupun tiga pasangan calon pada Pilkada Lombok Tengah.
"Kami sudah siapkan strategi matang. Kami ikhtiar maksimal raih kemenangan. Semoga Allah ridho," ucap Puadd.
Anggota DPRD Provinsi NTB ini menjelaskan, dirinya memilih berpasangan dengan ketua DPC Partai PBB Lombok Tengah, Legewarman karena memiliki visi misi yang sama untuk membangun Lombok Tengah lebih baik lagi.
"Mudah-mudahan nanti saya bersama Legewarman bisa memberikan yang terbaik untuk Lombok Tengah," pungkasnya.
Sebagai informasi, pasangan Puadd-Lege diusung PKS, PBB, PAN, dan Hanura. PKS memiliki kursi DPRD sebanyak enam. PAN dua kursi DPR. Sisanya, masing-masing satu kursi. Total sepuluh kursi dari partai pengusung.
Sementara itu, bakal calon bupati Lombok Tengah Legewarman menegaskan, pihaknya memastikan bakal melanjutkan program-program unggulan yang dilakukan oleh mantan Bupati Lombok Tengah Suhaili FT.
Lege mengaku banyak hal yang perlu dibenahi, seperti tata kelola aset yang hampir setiap tahun menjadi catatan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), sumber pendapatan asli daerah (PAD) hingga berbagai persoalan lainnya.
Pihaknya komitmen melanjutkan program Suhaili FT yang terkenal dengan bapak pembangunan. Dia menganggap program- program era Abah Uhel sangat dirindukan masyarakat.
"Seperti program rurung reban yang belum final. Setiap kali kami turun reses maka pasti yang dikeluhkan masalah rurung reban ini," ujar Anggota DPRD Lombok Tengah itu.
Ketua DPC PBB Lombok Tengah itu juga menyoroti perhatian pemerintah terhadap petani. Dia menjelaskan kelangkaan pupuk setiap tahun tidak pernah ada penyelesaian.
Begitu juga dengan nasib petani yang kurang, padahal DBHCHT didapatkan dari jasa petani tembakau yang total hingga Rp 72 miliar, tapi persentase untuk pemberdayaan petani tembakau sangat minim.
0 Komentar