SPACE IKLAN

header ads

PSN PIK 2 Menyisakan Polemik, FAM Beraksi Di Hari HAM

Foto. Istimewa.

Sabtu, 14 Desember 2024.
Oleh, Mell
Editor, Lalu Muhasan.

𝓦𝓪𝓻𝓽𝓪𝗕𝗨𝗠𝗜𝗚𝗢𝗥𝗔.𝗜𝗗|𝗞𝗢𝗧𝗔 𝗧𝗔𝗡𝗚𝗘𝗥𝗔𝗡𝗚 - Forum Aksi Mahasiswa (FAM) Tangerang merasakan keprihatinan yang mendalam dengan serentetan peristiwa-peristiwa yang terjadi imbas dari PSN PIK 2. Pada Jum"at siang di depan kawasan Pendidikan Cikokol. Massa aksi membagikan selembaran Menyikapi pelanggaran HAM besar di depan halte taman gajah tunggal. 

Dalam orasinya, massa aksi menyuarakan sejumlah tuntutan kepada pemerintah kabupaten Tangerang.

"Seperti kita ketahui beberapa tahun ini di Kabupaten. Tangerang ada Program Proyek Strategis Nasional PSN adalah merujuk pada PP No. 42 tahun 2021 Program Strategis Nasionaladalah Proyek atau Program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah daerah dan badan usaha dalam rangka upaya penciptaan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakyat, harapanya apa yang terjadi dilapangan dapat segaris lurus dengan tujuan yang dimaksud namun kejanggalan-kejanggalan dalam pelaksanaanya sering kali kita jumpai" ungkap Akbar (13/12/2024). 

Salah satu tragedi pelajar dilarikan kerumah sakit Akibat terlindas mobil truk tanah ProyekPIK 2, jelas ini tetap dianggap sebagai pelanggaran HAM berat. 

Di lanjut orasi Fina ia menyuarakan "Perampasan ruang hidup, impunitas hukum, pelanggaran HAM, penghilangan sabuk pangan hingga korupsi terjadi dalam pelaksanaan pembangunan proyek mega besar ini, lalu siapa yang bertanggung jawab akan hal itu...!? Proyek yang seharusnya membawa dampak baik bagi rakyat malah menjadi malapetaka dan bayang-bayang yang menakutkan bagi banyak orang," tegasnya lebih lanjut.

"Perlu kita Pahami PSN ini tidak dianggap legal dilihat dari ketentuan Internasional, kemungkinan besar orang yang tinggal di PIK 2 akan dihantui berabad-abad merasa tidak aman mengapa? Karena ada Luka Sejarah. Logika nya rakyat dipaksa, digusur paksa," pungkasnya Fina.

"Mungkin ini adalah neraka duniawi yang paling kejam di kehidupan masyarakyat karena tidak ada tanah, dan parah nya lagi rakyat kecil di takut-takuti rakyat memegang kekuasaan tertinggi tetapi kenapa di tindas mati-matian padahal mereka orang miskin dan tidak berdaya," tutupnya Fina. 


Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar