SPACE IKLAN

header ads

Sembilan Langkah Meruntuhkan Suatu Negeri Atau Bangsa

Foto. Ilustrasi.


Dipersembahkan oleh : Ardi Purnomo

Di era yang serba digital dan tekhnologi manusia benar benar dimanjakan kehidupannya. Apa saja yang dibutuhkan dalam pemenuhan dapat dilakukan hanya dengan memencet tombol-tombol dengan mudah. 

Dampak dengan semakin mudah manusia memenuhi kehidupan ternyata membawa efek negatif dalam cara bagaimana seseorang memenuhinya hingga tanpa terasa larut dalam hasrat tanpa memegang nilai-nilai yang menjadi tuntunan kehidupan.

Nafsu angkara murka menyelimuti lingkup pemikiran yang secara tidak langsung memberikan pengaruh pada tingkah laku kehidupannya. 

Nafsu tiba tiba menjadi liar dalam kemudahan dengan kemewahan yang tidak wajar, secara otomotis hasrat peguasaan memiliki kekayaan dengan berbagai cara akan menerabas semua aturan, berprinsip _*enjoy life*_ adalah paham kekinian atau aji mumpung akan terjadi. 

Indonesia telah melewati masa kelam penjajahan. Awal hanya berniat melakukan perdagangan namun secara perlahan namun pasti penjajahan dan perbudakan dilakukan dengan kekuatan militer.

Di era modern tanpa perlu melakukan konflik militer, suatu negara bisa dihancurkan. Hal ini yang dinamakan juga dengan psywar sebagai salah cara dalam menjajah bahkan menghancurkan negara atau bangsa tertentu. 

Sifat penjajah gaya baru untuk menghancurkan suatu negara, dengan cara yang lebih mengerikan :

Pertama : Kaburkan sejarahnya. 

_"Histories make men wise"_ (sejarah membuat manusia bijak) bahkan "Historia vitae magistra" (sejarah adalah guru kehidupan). Maka Sukarno menyatakan _"never leave history"_ (jangan sekali kali meninggalkan sejarah).

Dengan  menghancurkan bukti- bukti sejarahnya merupakan langkah awal yang dilakukan untuk meruntuhkan mental dari suatu bangsa atau negara dan mengganti dengan sejarah yang tidak berdasarkan kebenaran atau validitas dan fakta-fakta yang berdasarkan pada bukti emipiris.

Kedua : Memutus ingatan pada leluhur dan para pahlawannya. 

Dimunculkan doktrin sebagai alat perjuangan dan memutar balik fakta serta pengkaburan sejarah budaya leluhur maka hancurkan ingatan (sejarah) kepada  generasi mudanya. 

Lambang kebesaran kerajaan - kerajaan baik yang bercorak Hindu, Buddha, maupun Islam dan Kristen yang berjaya di eranya masing-masing. Bukti seperti artefak, prasasti, kerajinan sudah hilang dari ingatannya.

Ketika generasi muda sudah hilang  tentang sejarahnya, akan timbul pemikiran bahwa leluhurnya bodoh dan primitif.

Ketiga : Merusak struktur keluarga.

Apa saja yang dapat merusak suatu keluarga yang tadinya hidup dengan harmonis menjadi berantakan? Berdasarkan realitas yang kita saksikan antara lain adalah Judi Online dan Pinjaman Online. Uang hasil judi diperoleh secara ilegal, tidak mengeluarkan pajak, dan dalam pandangan agama adalah haram.

Agar uang itu sah/legal lewat prosedur maka umumnya para bandar melakukan money loundry atas uang-uang haram itu. Meminjamkannya, menggunakannya membeli saham, atau melalui pintech Seperti pinjaman online uang-uang itu "dicuci". Pengusaha judi pada umumnya juga bergerak dalam usaha pinjaman online.

Keempat : Merusak pendidikan.

Konten-konten di berbagai platform media sosial, umumnya tidak memiliki muatan pendidikan yang baik. Sebaliknya lebih banyak bermuatan pendidikan yang buruk, seperti flexing, keluhan, caci maki, hoax, pornografi, judi, game. Konten-konten yang bermuatan pendidikan yang merusak itu, paling banyak digemari. Berbeda dengan konten-konten yang bersifat positif, misalnya podcast yang berisi pengetahuan tentang etika politik, sains, agama, kurang digemari.

Kelima : Mempromosikan materialisme. 

Banyak sekali konten yang mempromosikan kehidupan materialisme, glamour, yang dengan sengaja di kreasi sedemikian rupa, untuk mendorong para pemirsa berpikir bagaimana cepat jadi milyuner secara instan.

Keenam : Menyebarkan kebencian dan permusuhan.

Konten ini juga banyak sekali dapat ditemukan diberbagai platform media sosial. Terutama yang mempertajam perbedaan suku, agama, dan keyakinan.

Ketujuh : Serangan terhadap nilai-nilai agama juga sangat massive, misalnya melalui pornografi, LGBT dstnya.

Kedelapan : Merusak institusi pemerintah, apalagi jika bukan korupsi dan penyalahgunaan kewenangan, yang pada umumnya disebabkan karena dorongan materialistis.

Merusak moral terutama bagi para penyelenggara negara, sehingga korupsi jadi massive, dstnya.

Kesembilan : Menanamkan pikiran tentang tidak bermaknanya kehidupan.

Yang pada gilirannya jika hal-hal diatas itu massive dalam suatu masyarakat, maka masyarakat nya akan mengalami depressi, sehingga tidak produktif. 

Jika masyarakat dalam suatu negara tidak lagi produktif, moral telah rusak, maka harapan akan kemajuan suatu negara tidak akan lebih baik daripada kehancurannya.

Australia untuk memproteksi generasi mudanya, telah memberlakukan kebijakan larangan bagi warga negaranya yang belum berumur 16 tahun untuk menggunakan media sosial.

Dibutuhkan kehadiran negara dan pemerintah untuk lebih intens memberikan edukasi, dan perlindungan kepada generasi muda untuk mengantisipasi hal-hal diatas.

10 Nopember 2024, 8 Jumadil Awal 1446, 8 Jumadil Awal 1958 H Ahad Legi

Slipi the land of the brave 

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar