WARTABUMIGORA.ID|LOMBOK TENGAH - Wajah bahagia para peternak di Desa Sukadana Lombok Tengah tampak begitu terlihat setelah mereka kini dapat pendampingan mengolah pakan ternak langsung dari para ahlinya.
Program pendampingan ini dilakukan oleh Konsorsium Untuk Studi dan Pengambangan Partisipasi (Konsepsi) NTB dengan menggandeng fakultas peternakan (Faterna) Universitas Mataram yang dimulai hari ini, Kamis (27/2/2025).
Berdasarkan pantauan Media, sejumlah kegiatan digelar mulai dari penandatanganan MoU yang melibatkan Konsepsi, Central Queensland University, UNRAM dan UNDIKMA.
Selain itu, kedatangan mahasiswa dan dosen dari Central Queensland University Australia juga cukup menarik perhatian peserta setelah mereka ikut serta melakukan peninjauan aktivitas pendampingan di Sukadana.
Sejumlah tokoh juga hadir dalam kegiatan ini mulai dari kepala Desa Sukadana syukur, Dekan Faterna UNRAM Prof Muhammad Ali, Direktur KONSEPSI Moh. Taqiuddin dan project manager Haerul Anwar.
Masyarakat diberikan program pendampingan dan pelatihan berbagai tema mulai dari manajemen usaha peternakan, manajemen pemeliharaan ternak ruminansia dan kesehatan, sistem integrasi pertanian dan peternakan, teknik pengawetan hijauan pakan, pelatihan pembuatan pakan ternak dari Jerami dan hay hingga pelayanan kesehatan suntik vitamin.
Direktur Konsepsi, Taqiuddin mengatakan, pihaknya menggandeng Faterna UNRAM karena program Konsepsi bagaiamana membangun ketangguhan masyarakat termasuk peternak untuk aksi-aksi ketangguhan iklim.
Menurut Taqiuddin, karena semua pihak mengetahui sendiri dampak perubahan sudah dirasakan oleh semua masyarakat khususnya komunitas peternak.
"Sehingga perlu upaya-upaya membantu masyarakat peternak. Sebagai contoh pada musim kemarau mereka kesulitan pakan. Nah itukan akibat dari perubahan parameter iklim. Dari situ cara kita masuk dan yang punya keahlian dibidang dan tentunya yang expertise tentunya kan universitas dalam hal ini kami kolaborasi dengan UNRAM," jelas Taqiuddin.
Dikatakan Taqiuddin, pihaknya memilih Lombok Tengah yaitu Desa Sukadana dan Segala Anyar karena sektor peternakan adalah salah satu sektor strategis.
Sebelum memilih Desa Sukadana, terlebih dahulu melakukan observasi bagaimana komitmen pemerintah desa dan sambutan masyarakat.
Kemudian kecocokan Desa Sukadana sebagai lokasi pembelajaran dan sangat strategis dekat dengan KEK Mandalika.
"Dan bisa jadi, pembelajaran di Desa Sukadana dan Segala Anyar akan kami kembangkan ke desa-desa lain. Rencana memang dalam beberapa tahun kedepan akan kami perluas tetapi dengan mengambil ekosistem yang berbeda. Lombok Timur kami pilih dua desa nanti kemudian di Sekotong Lombok Barat juga di daerah pesisir dengan strategi yang sama karena kami punya pengalaman 3 tahun ini," ungkap Taqiuddin.
Sementara itu, Dekan Faterna UNRAM Prof Muhammad Ali, menerangkan, program ini merupakan bentuk implementasi seruan dari pemerintah pusat dan kementerian pendidikan supaya perguruan tinggi mendukung program pemerintah untuk ketahanan pangan terutama penyediaan protein hewani untuk makan bergizi gratis.
Oleh karena itu, Faterna UNRAM datang untuk mengedukasi masyarakat dan melakukan difusi teknologi pengetahuan yang selama ini telah dihasilkan di Kampus untuk diterapkan langsung oleh masyarakat.
"Jadi tahap sekarang kita melakukan kerjasama dengan beberapa institusi yaitu konsepsi, juga hadir dari UNDIKMA, dari luar negeri Central Queensland University, juga ada hadir dari HKTI akan mengajar masyarakat bagaimana memelihara ternak yang baik," jelas Muhammad Ali.
Hal pertama yang dilakukan, kata Ali, dari segi reproduksi supaya cepat melahirkan atau mau jenis sapi yang eksotis luar negeri yang pertumbuhannya lebih cepat seperti brangus dan sebagainya.
Pihaknya akan memperkenalkan teknologi iseminasi buatan (IB) yang sudah dilakukan pemerintah selama ini namun belum berhasil karena IB dilakukan tanpa memperhatikan birahi hewan ternak.
"Yang kedua termasuk pula sanitasi kandang, kebersihan. Bagaimana agar kandang itu sebenarnya bisa menjadi pupuk yang luar biasa ditengah kelangkaan pupuk yang sangat tergantung pada pupuk komersial. Kita mengedukasi masyarakat agar memanfaatkan kotoran menjadi pupuk menggunakan teknologi mikroba dan sebagainya," tandasnya.
0 Komentar