SPACE IKLAN

header ads

Asap (Kebakaran) di Lantai mesin AIS pendeteksi Budi Online Kemkomdigi menambah #IndonesiaGelap

Foto. Ilustrasi.

Oleh: Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes_ 


"Tdak akan ada asap tanpa ada api", demikian pepatah yang sering kita dengar yang artinya tidak akan ada Akibat (atau bisa juga berarti Perbincangan / pembahasan) tanpa ada sebabnya (atau juga boleh diartikan Topik tertentu yang terkait sebelumnya). Pepatah ini mengacu pada kejadian kemarin di Kementerian Komunikasi Digital (Komdigi) yang barusaja mengalami "kebakaran" di lantai 8 (delapan)-nya, mirip dengan kejadian di Kantor Kementerian ATR-BPN beberapa minggu lalu.

Senada namun tak sama, pepatah yang sekarang sedang populer adalah "Tak ada Makan siang gratis" (= No free lunch, dimana arti harfiahnya adalah Tidak ada sesuatu pun yang gratis, karena semua pasti ada niat / maunya disebaliknya). Bila diartikan letterlijk memang pepatah tersebut juga bisa dikaitkan dengan Program MBG (Makan Bergizi Gratis) yang disebut merupakan "program unggulan" rezim ini yang pada prakteknya tidak benar-benar gratis, karena jika dihitung akan menguras APBN sekitar Rp 1 Trilyun setiap bulannya.

Belum lagi jika melihat cukup banyaknya kasus makanan basi, berbau, bahkan sampai yang sudah ada ulatnya sehingga membuat siswa-siswinya keracunan dan harus dirawat, sebagaiimana yang terjadi di SDN 03 dan SMAN 2 Nunukan Selatan Kalimantan Utara (13/01/25), SDN Sukuh 03, Sukoharjo, Jawa Tengah (19/01/25), SD di Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (19/02/25) dan beberapa daerah lain yang melaporkan kejadian serupa. Meski Badan Gizi Nasional (BGN) langsung melaporkan hal tersebut ke Presiden Prabowo, namun kekhawatiran masyarakat akan program MBG tak pelak terus akan terjadi.

Kembali ke kasus di Kemkomdigi, sebagaimana diberitakan, Lantai 8 Gedung yang terletak di Jl Merdeka Barat ini barusaja mengalami insiden "kebakaran kecil" (?) yang konon diakibatkan oleh kortsluiting / hubungan pendek listrik di Panel daya lantai yang terdapat mesin AIS (Automatic Identification System)-nya. Meski dikatakan "hanya asap" (?) pada Sabtu dinihari (08/03/25) pukul 02.42 WIB, namun setidaknya 12 (dua belas) Mobil Damkar dikerahkan ke kantor yang sekarang digawangi oleh Meutya Viada Hafid (MVH) selaku Menkomdigi pengganti Budi Arie Setiadi (BAS) tersebut.

Mengapa musibah di Kementerian yang dulu bernama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) ini menarik untuk dicermati, karena kita tentu sangat ingat setidaknya ada 2 (dua) proyek besar yang pernah dan masih dikerjakan di kantor semasa BAS masih menjadi "Kominfo-1" disana bisa disebut GaTot alias Gagal Total, untuk tidak menyebutkan keberhasilannya hanya sangat kecil alias nyaris tidak ada dibandingkan dengan kegagalannya. Ironisnya BAS saat itu malahan mendapat "Bintang Mahaputra" dari Presiden yang berkuasa saat itu dan masih cawe-cawe hingga sekarang, Terwelu.

Proyek pertama yang gagal total adalah Pusat Data Nasional (PDN) yang rencananya berada di 4 (empat) lokasi: Cikarang, Batam, IKN dan NTT, namun malah terjadi Kebobolan data yang luar biasa besar akibat digunakannya PDN-s (sementara) milik Telkom Sigma di Surabaya. Sudah jatuh tertimpa tangga, kalau mau digunakan pepatah lainnya, karena meski sudah dipermalukan oleh Hacker saat itu, hingga kini Proyek PDN yang sempat direncanakan akan diresmikan 17/08/24 lalu-pun sampai sudah ganti Menteri jadi MVH kinipun tidak jelas nasibnya, padahal Trilyunan Rupiah sudah dikeluarkan dan bisa dikatakan sia-sia karena bisa disebut GaTot itu.

Proyek kedua dan sempat menyeret nama BAS selaku pihak yang seharusnya bertanggungjawab adalah kasus Budi Online (demikian Netizen sampai menyebutnya), bukan Judi Online lagi karena sangat janggal bila Judi Arie Setiadi bisa disebut "tidak terlibat" (?). Hal ini sangat mirip dengan kasus "Pagar Makan Lautan" di PIK-2 yang katanya "tidak melibatkan Aguan" (?), sebuah kelucuan yang sebenarnya samasekali tidak lucu. Sekalilagi inipun mirip juga dengan kasus Film-Video Bisu Fufufafa saat memberi materi di Akmil, dibuat Film Bisu seperti Jaman Charlie Chaplin yang lucu, tetapi jelas kalau Fufufafa samasekali tidak lucu bahkan memalukan.

Kasus Budi Online sudah sangat terang benderang sebenarnya, hampir 20 (duapuluh) oknum sudah ditahan, lebih dari separuh diantaranya adalah anakbuah BAS saat di Kominfo, termasuk salahsatu yang direkomendasikannya meski Ijazahnya tidak memenuhi kualifikasi seharusnya (lagi-lagi ini mirip dengan Fufufafa dan bapaknya yang direkayasa dan dipaksakan, meski sebenarnya Palsu). BAS sebagai Menteri saat itu sangat lucu bila mengatakan "tidak tahu menahu" bahkan coba "Playing Victim" dengan berkata bahwa ia "dikhianati", ngaco dan merupakan Hil yang mustahal (kalau kata Srimulat).

Jadi asap yang sempat muncul di Kemkomdigi Lantai 8, dekat dengan Ruang Cyber Drone 9 tempat Mesin AIS seharga 250 Milyar itu memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Jangan sampai ada indikasi bahwa hal ini dianggap sebagai upaya "menghilangkan barang bukti" sebagaimana tuduhan yang sempat dikemukakan masyarakat saat kebakaran Gedung Kejaksaan Agung dan ATR-BPN karena sedang menangani kasus-kasus besar sebelumnya. Apalagi hingga kini BAS juga tidak secara jujur menyanpaikan putusan Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara pada 2019 dan mengaku tahu ada lima bandar besar yang mengendalikan judi online di Tanah Air terkait hal tersebut. Kelima perusahaan  itu adalah:  PT GSS (Gateway Guna Selaras), PT PAU (Patron Aptika Utama), PT VCG (Value Cipta Gemilang), PT PDE (Proteksi Dunia Emas) dan PT PSJ (Protokol Sasana Janawi).

Kesimpulannya, meski Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta, Satriadi Gunawan mengkonfirmasi bahwa memang tidak ada kebakaran (?) yang terjadi di Kantor KemKomdigi, namun sekalilagi pepatah "Tidak akan ada asap tanpa ada api" sangat relevan dan berlaku di kasus Budi Online Kominfo di era BAS masa itu dan belum juga tuntas di era Komdigi MVH saat ini. Belum lagi kalau melihat janji BAS yang saat itu mau membongkar "siapa dibalik akun Fufufafa" yang katanya "bukan si Wapres Kontroversial Anak Haram Konsitusi" (kalau kata Netizen) tersebut. #IndonesiaGelap makin gelap ditambah pekatnya Asap Kebakaran di Komdigi kemarin, apalagi kalau #AdiliJokowi dan #MaksulkanFufufafa tidak segera dilakukan oleh Rezim sekarang.

Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes – Pemerhati Telematika, Multimedia, AI & OCB Independen – Jakarta, 09 Maret 2025


Posting Komentar

0 Komentar