WARTABUMIGORA.ID|SOLO - Ribuan penari tampil dalam acara 24 Jam Menari di ISI Surakarta. Pentas ini digelar untuk merayakan Hari Tari Dunia secara meriah dan nonstop. Beragam konsep telah dikembangkan penyelenggara kegiatan dari Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Solo untuk membuat perhelatan tahunan ini makin bernilai.
Ditempat lain, Solo Menari mengambil tema "Daun Menari", melibatkan partisipasi beragam masyarakat dan grup-grup tari dari berbagai daerah di Indonesia.
Hadirnya festival ini untuk mengajak masyarakat mensyukuri sumber daya alam melalui satu helai daun tumbuhan menghasilkan sekitar 5 mililiter oksigen per-jamnya. Puncak rangkaian Solo Menari 2025 digelar tari massal di Koridor Ngarsopuro, Jalan Diponegoro, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jateng (29/4/2025).
Tahun ini, acara "24 Jam Menari" mengusung tema "Land of Thousand Kingdoms" atau "Tanah Seribu Kerajaan", sebuah bentuk penghormatan terhadap akar-akar budaya Indonesia yang lahir dan berkembang dari berbagai kerajaan tradisional.
“Kerajaan-kerajaan adalah patronasi budaya yang pada masa kekinian berkembang hingga menjadi kerajaan yang ada dalam diri kita," katanya.
Rektor ISI Surakarta, I Nyoman Sukerna, secara resmi membuka acara ini di Pendopo Djojokusumo ISI Surakarta dengan pemukulan gong sebagai simbol dimulainya pertunjukan tari non-stop selama 24 jam.
Dalam sambutannya, Sukerna menekankan pentingnya memahami sejarah dan nilai-nilai budaya yang diwariskan oleh kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Ia menyampaikan bahwa seni tari bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai ekspresi identitas, sejarah, dan spiritualitas masyarakat Indonesia.
Acara ini diikuti oleh 1.500 penari dari 89 kontingen, termasuk partisipasi dari luar negeri seperti Thailand dan Malaysia.
Penampilan mereka mewakili keberagaman budaya dari Sabang sampai Merauke, menciptakan panorama artistik yang memukau dan penuh makna.
"24 Jam Menari" dan "Solo Menari 2025" bukan sekadar perayaan seni, melainkan perwujudan kecintaan terhadap warisan budaya dan kepedulian terhadap alam.
Melalui kolaborasi antar seniman, masyarakat, pemerintah, dan pelaku usaha, acara ini menjadi ruang yang menginspirasi dan menyatukan berbagai elemen dalam satu Gerak, menari untuk melestarikan, menari untuk menghargai, dan menari untuk masa depan yang lebih hijau
0 Komentar